Entah sahurnya kurang atau waktu tidur salah posisi, permainan rumah-rumahan pagi ini berakhir tangis. So, harus dialihkan acaranya.
Si 6 tahun menagih janji berkebun. Jadi, dia saya ajak meminta tanah ke tetangga. Kebetulan ada stok pupuk organik, sekam, pot, polybag, dan botol bekas, juga benih kangkung dan sawi. Ibu saya juga punya biji cabe yang sudah bertunas.
Mereka saya pinjami kotak plastik bekas litter box untuk mencampur tanah, sekam, dan pupuk. Perhatikan petunjuk yang Anda berikan, ya. Tadi saya ngasih petunjuk untuk meratakan, terus saya tinggal menengok gorengan. Saat kembali, memang tumpukan dalam kotak rata, tetapi masih berlapis, alias belum dicampur. Yah, oke. Saya yang salah. Wkwkwk
Mereka memulai dengan menutup lubang pot pakai batu kecil hasil menyortir tanah. Ini berfungsi agar tanah tidak mudah lolos. Dilanjutkan mengisi pot dengan media tanam. Setelah itu, tanam biji dan tutupi menggunakan media. Baru disiram.
Karena ini edisi spesial, maka label nama dan alat penyiram juga mendadak dibuat.
Label nama menggunakan karton bekas kemasan bakpia, ditulisi pakai pulpen, lalu diselotip ke tusuk sate.
Kalau alat penyiram, kami pakai botol kecil bekas minuman kemasan. Buat lubang pada tutupnya, isi air. Selesai. Kalau menyiram, tinggal dibalik dan tekan badan botol. Air akan mengalir seperti kalau pakai alat penyiram yang beli di toko. Hmm.
Patut waspada juga kalau anak-anak bertenaga, seperti si 7 tahun. Saya kasih 5 lubang, ternyata dia menekan nya sangat kuat. Akibatnya tanaman yang disiram ambyar he he he. Jadi lain waktu kasih dua atau tiga lubang saja dan beri pengertian agar dia mengelola tenaga saat menyiram.
Overall, mereka senang. Saya juga gerak badan. Tinggal membimbing perawatannya.
Kayaknya, memang nggak boleh alasan tidak punya lahan dan bahan untuk bertanam, ya. Ini pakai bahan dan alat seadanya, Alhamdulillah, jadi.
Maaf foto saat heboh menanam tidak bisa dibuat karena saya sendirian lawan 3 anak. Jadi ini foto hasilnya saja, ya. He he he
Nemu metode ini di YouTube. Semoga #bertanamcabe cara ini berhasil |
#bertanamcabe di polybag bekas |
#bertanamkangkung dan #bertanamsawi. Tulisan ala anak TK ya |
Biji Blewah sisa takjil Minggu lalu. Nunggu bertunas, ya. Baru kita #bertanamblewah |
8 Komentar
Masyaallah ide cemerlang ini mbak, anakku pun senang sekali kalau diajak berkebun. Selain itu mengajarkan kesabaran juga kepada anak-anak, sambil tiap hari harus menyiramnya dan menunggunya tumbuh
BalasHapusPaket lengkap ya, Mbak. Olah fisik, olah rasa, olah kepala juga he he he
HapusSeru ya mengajak anak-anak berkebun. Selain bs mengenalkan cara menanam bibit tumbuhan juga bisa mecipta bonding. Keren mb aktivitas keluarganya.
BalasHapussebenere ini masuk program PKK RT juga, tetapi lha ibu-ibunya tidak mulai-mulai. Anak-anak dulu deh
HapusWow...seru ya Mbak acara berkebunnya. Anakku nggak begitu suka berkebun e. Anakku 3 nek mainan persis putra jenengan, main bareng tibatiba nangis, he..he..
BalasHapusIni disebut suka juga belum bisa, sih, Mbak. Saya sebut saja perkenalan. Setidaknya mereka punya pengalaman yang berbeda
HapusPenting banget mengajak anak berkegiatan menanam. harusnya nggak boleh ada alasan untuk tidakmelakukan kegiatan itu ya. Tapiii aku masih ada aja alasannya. Padahal waktu nanam biji kacang hijau aja anak-anak excited banget. heheh
BalasHapusLahh, iya. Betul. Kacang hijau. Satu biji ini malah belum tersentuh, padahal mereka kenal dan sering mengkonsumsi saat posyandu.
Hapus