Gaya @zenahmad_543 saat daring |
Menjadi guru secara daring punya tantangan tersendiri. Kalau di kelas normal, kita bisa meraih atensi siswa dengan ucapan, joke, aktivitas fisik, atau kegiatan lainnya. Saat daring, ini tidak mudah. Apalagi kalau pakai media seperti google classroom atau yang lain. Beberapa media yang pernah saya gunakan membutuhkan jaringan internet yang kencang agar bisa berfungsi dengan baik. Ada pula yang harus dengan mengunduh aplikasi terlebih dahulu. Ini cukup merepotkan karena membebani HP. Belum lagi bila aplikasinya masih asing bagi anak-anak (dan guru).
Masalah lain, tentang interaksi dengan siswa. Setahu saya, sebenarnya media tersebut bisa saja digunakan untuk berinteraksi. Jadi teknis sederhananya, pada jam yang disepakati, misalnya sesuai jadwal kelas biasanya, baik guru maupun siswa online dan benar-benar hadir di kelas tersebut.
Tetapi kondisi di lapangan, seringkali saat jam pelajaran dilakukan, banyak yang mangkir. Saya sendiri pernah mengalami tiba-tiba mendapat tanggung jawab yang tidak direncanakan, sehingga terpaksa hadir terlambat di kelas. Sst, sebenarnya di kelas nyata juga kadang demikian. Saya sebagai guru wali kelas dan tim Kesiswaan, terkadang terpaksa hadir terlambat karena ada siswa sakit yang harus diantar ke Puskesmas, atau ada kasus yang harus segera ditangani.
Nah, di dunia maya kondisi ini lebih menantang lagi. Tak jarang, saat tiba jam belajar, tiba-tiba jaringan internet ngadat. Kalaupun tidak mati, tetapi lemoot sekali. Sebagian siswa juga melaporkan tidak bisa mengikuti kelas dengan media tertentu, karena dana yang terbatas hanya bisa digunakan untuk mengambil paket chat, misalnya. Saya masih menghargai anak seperti ini. Kan ia masih berusaha mendapatkan informasi apa yang dibahas, tugasnya apa, dan kapan harus dikumpulkan dengan chat teman atau gurunya.
Titik cerah yang saya gunakan pada akhirnya adalah kembali ke Whatsapp. Saya memilih aplikasi ini karena sehari-hari selama masa belajar normal, kami menggunakannya untuk berkomunikasi dengan siswa. Wali kelas dan murid punya grup kelas. Ketua kelas dan kesiswaan ada grup khusus. Antar guru juga ada grup. Jadi, anak-anak bisa dipastikan punya dan sudah familiar. Selain itu, WA juga sudah memungkinkan mengirim file, foto, audio, dan video. Jadi kalau anak-anak malas mengetik jawaban, mereka bisa merekam suaranya.
Memancing respon siswa tetap menantang. Trik yang saya pakai, saya mengawali kelas dengan pembukaan seperti biasa. Saya buka info chat untuk mengetahui siapa saja yang sudah membaca. Nah, berikutnya saya mention anak-anak yang sudah membaca. Kalau mereka sudah merespon, saya mention juga anak-anak yang masih belum 'hadir'. Dalam chat, saya bisa membagikan materi, mengajari berhitung, hingga membuat kuis. Yang terbaru, saya kasih Ulangan Penuh Gaya.
Salah satu peserta Ulangan Penuh Gaya kelas X MME |
Ulangan Penuh Gaya adalah cara agar anak-anak terdorong mengumpulkan hasil pekerjaan tepat waktu, sambil selfie bersama lembar jawabannya. Keuntungan metode ini adalah anak berfoto dengan pekerjaannya, sehingga kita bisa melakukan kros cek dan yakin mereka tidak menggunakan jawaban temannya. Keuntungan lain, kita tahu anak-anak sehat dan benar-benar di rumah saja. Saat mengoreksi, kita juga tidak khawatir salah orang karena sudah disertai wajah mereka.
Kalau ada plus, tentu ada minusnya, ya. Yang terjadi, memori HP banyak terisi foto dan pekerjaan siswa. Tetapi insya Allah ini bisa dikelola.
Agar meriah, saya berikan reward pulsa bagi anak-anak yang responnya cepat dan benar. Nah, saya bahagia karena pekerjaan tidak tertunda. Mereka juga bahagia karena modal selfi bisa dapat pulsa. He he he.
10 Komentar
Asyiiik dapat pulsa..
BalasHapusSeru ya.. Bagi2 pulsa sbg reward hwhwh
Balas dicoba
HapusKomentar kedua uji coba balas
HapusKenapa pulsa? karena mereka juga sering sambat minim jatah pulsa sebab uang saku kena cut. He he he
HapusSama Mbak...daku dari aplikasi zoom pindah ke WAG selain memudahkan mahasiswa juga jaringan. Harap maklum wes. Ide Mbak keren bikin mereka bergaya yaa, sekaligus absen.
BalasHapusNah, ada ibu Dosen yang sepengalaman. Yang penting tersampaikan dan mereka bisa merespon, ya, Mbak
HapusGuru dan siswa diminta lebih kreatif ya dengan pembelajaran melalui daring ini. Di sekolah kk Kal, mulai akhir bulan lalu nggak setiap hari online. Tapi tetap seru juga tugas2nya.
BalasHapusBetul, Mbak. Orang tua juga dituntut lebih kreatif membuat anak betah mengerjakan tugas-tugas dari gurunya.
HapusLumayan menarih nih rewardnya buat siswa. Yg cepat selesaikn tugas bs selfi plus dpt free pulsa. Smg lncar KBM nya ya mba...
BalasHapusAamiin. Semoga menjadi pengalaman berharga dan membekas baik bagi mereka.
Hapus