Sayap kanan tempat salat untuk jamaah putri (dok. pribadi) |
Bagian tengah masjid untuk jamaah putra (dok. pribadi) |
Masih dalam memoar rangkaian Edutrip Al Hazen Goes to Soerabaya, 10 Maret 2020. Setelah kunjungan ke Monkasel dan makan siang di area tersebut, kami lanjutkan perjalanan menuju Masjid Cheng Ho. Sebenarnya ini adalah bonus dari pihak travel, mengingat di tempat wisata yang didatangi tidak tersedia tempat salat yang memadai. Mungkin mereka juga berharap ada wisata sejarah-agama-budaya yang dapat diberikan kepada anak-anak. Saya sendiri, walau pernah 10 tahun tinggal di Surabaya, belum pernah berkunjung ke masjid bersejarah ini. Ke mana saja, coba? He he he
Masjid Cheng Ho berlokasi di jalan Gading, wilayah Ketabang, Genteng. Lokasi di dalam perumahan, sehingga karena bis kami berukuran besar, harus diparkir di pinggir jalan terdekat. Anak-anak berjalan kaki menuju masjid, sekaligus melemaskan kaki yang berjam-jam istirahat, ya.
Masjid ini mulai dibangun pada tahun 2001 atas inisiatif pengurus Yayasan Haji Muhammad Cheng Ho Indonesia Jawa Timur dan tokoh masyarakat Tionghoa di Surabaya.
Cheng Ho adalah Kasim dari Cina yang melakukan penejelajahan Nusantara pada 1405 - 1433. Cheng Ho adalah keturunan suku Hui, yang menganut agama Islam. Hal ini dibawa kepada desain masjid yang bernuansa seperti kelenteng. Warna dominan masjid adalah merah, dengan berbagai hiasan khas Cina berwarna kuning, emas, dan hijau.
Jamaah putra dan putri mendapat tempat wudhu dan tempat salat masing-masing. Meskipun kegiatan salat berjamaah tetap memungkinkan dilakukan bersama-sama. Bila rombongan besar membutuhkan toilet, tersedia jajaran toilet di sayap kanan halaman. Halaman masjid saat ini telah dibuatkan kanopi besar, sehingga teduh dan bersih. Bagian kiri halaman memuat berbagai tulisan tentang sejarah masjid dan banyak kata-kata mutiara dalam tiga bahasa. Video suasana masjid dan foto bagian ini bisa kalian simak di instagram https://www.instagram.com/p/B9jRQBRHiqD/.
Salat di masjid Cheng Ho menjadi titik 2,5 dalam perjalanan. Kami lanjutkan perjalanan menuju Atlantis Land. Tunggu ceritanya di postingan lanjutannya, ya.
Yang belum menyimak rangkaian sebelumnya, bisa melihat seperti apa Tugu Pahlawan di http://www.agustinadewi.com/2020/05/memoar-jalan-jalan-ke-tugu-pahlawan.html dan keseruan Monkasel di
http://www.agustinadewi.com/2020/05/rek-ayo-rek-jalan-jalan-ke-monumen.html
#tetaphavefun #tetapdirumahsaja
0 Komentar